November
Rabu, 1 November
Mereka semua akan diajar oleh Yehuwa.—Yoh. 6:45.
Yehuwa membantu kita dalam banyak cara. Dia membantu Saudara tetap tenang waktu ada penghuni rumah yang marah. Dan ketika ada yang berminat, Yehuwa membuat Saudara ingat ayat yang cocok untuk dibacakan. Dia juga menguatkan Saudara untuk terus mengabar walaupun orang-orang di daerah Saudara mungkin tidak mau mendengarkan. (Yer. 20:7-9) Yehuwa juga menunjukkan kebaikan-Nya dengan melatih kita dalam dinas pengabaran. Di pertemuan tengah pekan, kita diberi contoh percakapan yang sangat bagus, dan kita dianjurkan untuk mengikutinya dalam dinas. Awalnya, kita mungkin ragu untuk mencoba cara yang baru. Tapi waktu kita melakukannya, bisa jadi itu cocok untuk daerah kita. Selain itu, di perhimpunan dan pertemuan regional, kita dianjurkan untuk mencoba berbagai cara dinas yang mungkin belum pernah kita coba. Memang, awalnya kita mungkin tidak suka dengan cara itu. Tapi kalau kita tetap mencobanya, kita seperti memberi Yehuwa kesempatan untuk memberkati kita. w21.08 27 ¶5-6
Kamis, 2 November
Gunakan waktu kalian sebaik-baiknya, karena zaman sekarang ini jahat.—Ef. 5:16.
Dalam surat pertamanya kepada orang Korintus, Rasul Paulus memberi mereka nasihat yang tegas. Setelah menulis surat itu, dia meminta Titus untuk mengunjungi mereka. Ternyata, mereka menerima nasihat Paulus dengan baik dan menjalankannya. Itu membuat Paulus sangat senang! (2 Kor. 7:6, 7) Para penatua bisa meniru Paulus dengan meluangkan waktu untuk saudara-saudari mereka. Salah satu caranya adalah dengan datang lebih awal ke perhimpunan supaya bisa mengobrol dengan mereka. Sering kali, obrolan singkat selama beberapa menit saja sudah bisa membuat saudara-saudari merasa dikuatkan. (Rm. 1:12) Seorang penatua yang meniru Paulus akan menggunakan Firman Allah untuk menguatkan saudara-saudari dan untuk meyakinkan mereka bahwa Allah mengasihi mereka. Dia selalu mencari kesempatan untuk memuji mereka. Kalau dia harus memberikan nasihat, dia selalu memastikan bahwa nasihatnya berdasarkan Firman Allah. Nasihatnya jelas dan terus terang tapi disampaikan dengan baik hati, karena dia ingin nasihatnya lebih mudah diterima oleh saudara-saudari.—Gal. 6:1. w22.03 28-29 ¶11-12
Jumat, 3 November
Kami hanya seperti wadah dari tanah liat, harta itu ditaruh dalam diri kami, sehingga terlihat jelas bahwa kesanggupan kami yang begitu luar biasa berasal dari Allah, bukan dari kami sendiri.—2 Kor. 4:7.
Sekarang ini, Yehuwa memberi umat-Nya kekuatan ”yang begitu luar biasa” supaya mereka bisa terus melayani Dia dengan setia. Salah satu cara kita dikuatkan adalah dengan berdoa. Di Efesus 6:18, Rasul Paulus menasihati kita untuk berdoa kepada Allah ”pada setiap kesempatan”. Kalau kita melakukan itu, Allah akan menguatkan kita. Kadang, kita mungkin merasa bahwa masalah kita terlalu berat. Atau mungkin, kita tidak tahu apa yang mau kita doakan. Tapi, Yehuwa ingin kita selalu berdoa, bahkan ketika kita sulit menjelaskan perasaan kita. (Rm. 8:26, 27) Ia juga menguatkan kita sewaktu kita membaca dan merenungkan Alkitab. Paulus bisa dikuatkan dan terhibur sewaktu membaca Firman Allah. Sama seperti itu, Firman Allah juga bisa menghibur dan menguatkan kita. (Rm. 15:4) Sewaktu kita membaca dan merenungkan Firman Allah, Yehuwa bisa membantu kita memahami hubungan ayat-ayat yang kita baca dengan keadaan kita.—Ibr. 4:12. w21.05 22 ¶8-10
Sabtu, 4 November
Allah . . . menggerakkan kalian, yaitu memberi kalian keinginan dan kekuatan untuk melakukan.—Flp. 2:13.
Ada berbagai tantangan yang bisa membuat kita sulit untuk membuat murid. Tapi, kita tahu tugas mengajar itu sangat penting. Keadaan kita mungkin terbatas. Misalnya, ada penyiar yang tidak bisa banyak berdinas karena sudah lansia atau punya masalah kesehatan. Apakah itu juga yang Saudara alami? Kalau iya, coba ingat ternyata kita bisa memandu pelajaran Alkitab dengan baik tanpa bertemu langsung dengan orangnya, misalnya dengan menggunakan HP. Jadi, Saudara bisa tetap memandu pelajaran Alkitab dari rumah Saudara sendiri. Selain itu, ada orang-orang yang mau belajar Alkitab, tapi mereka baru ada waktu saat subuh atau tengah malam. Dan biasanya, kita tidak berdinas pada waktu-waktu itu. Jadi, apakah Saudara bisa meluangkan waktu pada jam-jam itu? Dulu, Yesus mengajar Nikodemus pada malam hari, di waktu yang cocok bagi Nikodemus.—Yoh. 3:1, 2. w21.07 5 ¶10-11
Minggu, 5 November
Umat ini mendekat kepada-Ku di mulut saja dan menghormati Aku di bibir saja, tapi hati mereka jauh dari-Ku.—Yes. 29:13.
Murid-murid Yohanes Pembaptis sangat bingung karena murid-murid Yesus tidak berpuasa. Yesus menjelaskan bahwa selama dia masih hidup, mereka tidak perlu berpuasa. (Mat. 9:14-17) Meski begitu, orang-orang Farisi dan orang-orang lain yang menentangnya tetap membenci Yesus karena dia tidak mengikuti tradisi mereka. Misalnya, mereka marah ketika Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat. (Mrk. 3:1-6; Yoh. 9:16) Di satu sisi, mereka dengan bangga mengatakan bahwa mereka mengikuti semua peraturan tentang Sabat. Tapi di sisi lain, mereka membiarkan orang-orang berjualan di bait. Mereka sangat marah ketika Yesus mengecam orang-orang yang berjualan itu. (Mat. 21:12, 13, 15) Dan sewaktu Yesus mengabar di rumah ibadah di Nazaret, orang-orang di situ sangat marah ketika Yesus menggunakan contoh di zaman dulu untuk menunjukkan bahwa mereka egois dan tidak beriman. (Luk. 4:16, 25-30) Tindakan Yesus yang tidak terduga membuat banyak orang tersandung.—Mat. 11:16-19. w21.05 5-6 ¶13-14
Senin, 6 November
Kita sudah tahu siasat-siasatnya.—2 Kor. 2:11.
Yehuwa menggunakan pengalaman beberapa hamba-Nya untuk memperingatkan kita tentang bahayanya kesombongan dan keserakahan. Kalau bicara soal serakah, kita mungkin langsung terpikir Setan si Iblis. Dulu, Setan pasti punya banyak tugas istimewa karena dia salah satu malaikat Yehuwa. Tapi dia tidak puas. Dia mau disembah, padahal hanya Yehuwa yang layak disembah. Nah, Setan berupaya untuk membuat kita sama seperti dia, tidak puas dengan apa yang kita miliki. Dia mulai melakukan ini ketika dia menggoda Hawa di Taman Eden. Sebenarnya, Yehuwa sudah dengan pengasih memberikan makanan yang limpah untuk Hawa dan suaminya. Mereka boleh makan buah ”dari setiap pohon di taman ini”, dan hanya satu yang dilarang. (Kej. 2:16) Tapi, Setan membuat Hawa berpikir bahwa Hawa perlu makan buah dari pohon yang dilarang itu. Hawa tidak puas dengan apa yang dia miliki. Dia mau mendapat lebih banyak. Seperti yang kita tahu, akibatnya sangat buruk. Hawa jadi berdosa dan akhirnya mati.—Kej. 3:6, 19. w21.06 14-15 ¶2-3; 17 ¶9
Selasa, 7 November
Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan kuasailah itu.—Kej. 1:28.
Allah mau Adam dan Hawa mempunyai anak-anak dan mengurus bumi dengan baik. Kalau Adam dan Hawa taat kepada Yehuwa, mereka dan keturunan mereka bisa menjadi bagian dari keluarga Allah untuk selamanya. Adam dan Hawa punya kedudukan yang terhormat di keluarga Yehuwa. Dalam Mazmur 8:5 dan catatan kakinya, Daud berkata, ”Engkau [Yehuwa] membuat [manusia] sedikit lebih rendah daripada malaikat, dan Engkau memahkotai dia dengan kemuliaan dan kehormatan.” Memang, malaikat lebih pintar dan lebih kuat dari manusia. (Mz. 103:20) Tapi, manusia sebenarnya diciptakan hanya ”sedikit lebih rendah” dari para malaikat yang perkasa. Sayangnya, Adam dan Hawa tidak taat sehingga tidak bisa lagi menjadi bagian dari keluarga Yehuwa. Keturunan mereka juga merasakan dampaknya. Tapi, keinginan Yehuwa tidak berubah. Dia ingin agar manusia taat dan menjadi bagian dari keluarga-Nya untuk selamanya. w21.08 2-3 ¶2-4
Rabu, 8 November
”Bukan dengan pasukan tempur ataupun dengan kekuatan manusia, tapi dengan kuasa kudus-Ku,” kata Yehuwa.—Za. 4:6.
Di zaman kita, banyak hamba Yehuwa menghadapi tentangan. Misalnya, pekerjaan kita dilarang di beberapa negeri dan saudara-saudari di situ mungkin ditangkap dan ”dibawa ke hadapan gubernur-gubernur dan raja-raja”, dan ini menjadi kesaksian bagi para pejabat itu. (Mat. 10:17, 18) Di negeri-negeri lain, pekerjaan kita tidak dilarang, tapi banyak Saksi menghadapi tentangan dari keluarga mereka. Meski begitu, karena saudara-saudari kita tidak bisa dipaksa untuk berhenti melayani Yehuwa, sering kali keluarga mereka tidak menentang mereka lagi. (Mat. 10:32-36) Bahkan, beberapa orang yang dulunya menentang dengan keras belakangan menjadi Saksi Yehuwa yang bersemangat. Jadi, kalau Saudara sedang menghadapi tentangan, jangan menyerah! Saudara tidak perlu takut, karena Yehuwa mendukung Saudara dengan kuasa kudus-Nya! w22.03 16 ¶8
Kamis, 9 November
Kalian yang mengasihi Yehuwa, bencilah apa yang buruk.—Mz. 97:10.
Alkitab mengatakan bahwa Yehuwa membenci ”mata yang sombong, lidah yang berdusta, dan tangan yang membunuh orang tak bersalah”. (Ams. 6:16, 17) Dia juga ”jijik kepada orang yang sadis dan suka menipu”. (Mz. 5:6) Yehuwa sangat membenci semua itu sampai-sampai Dia memusnahkan orang-orang jahat di zaman Nuh, yang membuat bumi penuh dengan kekerasan. (Kej. 6:13) Yehuwa juga mengatakan melalui Nabi Maleakhi bahwa Dia membenci orang yang mengkhianati dan menceraikan istrinya yang tidak bersalah. Allah tidak mau menerima ibadah mereka, dan Dia akan meminta pertanggungjawaban mereka. (Mal. 2:13-16; Ibr. 13:4) Yehuwa ingin kita ”benar-benar membenci apa yang buruk”. (Rm. 12:9) Kalau kita ”benar-benar membenci” sesuatu, itu berarti kita sangat tidak suka atau bahkan jijik terhadap hal tersebut. Maka, kita harus merasa jijik terhadap perbuatan-perbuatan yang Yehuwa benci sehingga kita bahkan tidak mau berpikir untuk melakukannya. w22.03 4-5 ¶11-12
Jumat, 10 November
Semua yang terus berharap kepada-Nya berbahagia.—Yes. 30:18.
Sebentar lagi, Bapak kita yang di surga akan memberkati kita dengan limpah melalui Kerajaan-Nya. Orang yang terus menantikan Yehuwa akan mendapat banyak berkat, baik sekarang maupun di dunia baru yang akan datang. Di dunia baru nanti, umat Allah tidak akan lagi merasa khawatir, mengalami kesulitan, dan diperlakukan dengan tidak adil. Rasa sakit juga tidak akan ada lagi. (Why. 21:4) Selain itu, semua yang kita butuhkan akan tersedia dengan limpah. (Mz. 72:16; Yes. 54:13) Ini benar-benar berkat yang luar biasa! Sekarang, Yehuwa sedang mempersiapkan kita untuk bisa menjadi rakyat dari Kerajaan-Nya. Dia membantu kita untuk membuang kebiasaan buruk dan mengembangkan sifat-sifat yang bagus. Jadi jangan menyerah, dan jangan putus asa. Kita punya masa depan yang cerah! Semoga sekarang pun kita bisa tetap bersukacita, sambil menunggu dengan sabar sampai Yehuwa mewujudkan semua janji-Nya! w21.08 13 ¶17-19
Sabtu, 11 November
Jangan lupa berbuat baik dan berbagi dengan orang lain, karena Allah senang dengan korban-korban seperti itu.—Ibr. 13:16.
Tidak lama setelah menerima surat dari Rasul Paulus, orang-orang Kristen di Yudea harus ”melarikan diri ke pegunungan” dan meninggalkan rumah mereka, usaha mereka, dan keluarga mereka yang tidak seiman. (Mat. 24:16) Di saat-saat seperti itu, mereka pasti membutuhkan bantuan satu sama lain. Kalau dari sebelumnya mereka sudah mengikuti nasihat Paulus untuk saling membantu, mereka pasti lebih mudah menyesuaikan diri di tempat tinggal yang baru. Saudara-saudari kita mungkin tidak selalu memberi tahu kita apa yang mereka butuhkan. Maka, jadilah orang yang mudah didekati. Di sidang kita pasti ada saudara-saudari yang selalu siap membantu orang lain. Kita yakin bahwa mereka akan membantu kita saat ada kesulitan, dan mereka tidak pernah memberi kesan bahwa kita merepotkan mereka. Kita pasti mau menjadi seperti mereka. w22.02 23-24 ¶13-15
Minggu, 12 November
[Jagalah] persatuan yang diberikan melalui kuasa kudus, dan hidup dalam ikatan perdamaian yang mempersatukan.—Ef. 4:3.
Beberapa tahun belakangan ini, ada penyesuaian di banyak sidang dan wilayah. Kalau kita diminta untuk pindah, kita mungkin merasa berat karena harus meninggalkan teman-teman dan keluarga kita di sidang yang lama. Apakah Yehuwa memberi tahu para penatua di sidang mana setiap penyiar harus bergabung? Tidak. Dan itu mungkin membuat kita sulit untuk menerima keputusan mereka. Tapi, Yehuwa percaya kepada para penatua, dan Dia menyerahkan keputusan itu ke tangan mereka. Jadi, kita juga perlu percaya kepada mereka. Mengapa kita harus mendukung para penatua dan mengikuti keputusan mereka, bahkan sewaktu keputusan itu tidak sesuai dengan keinginan kita? Karena dengan melakukannya, kita ikut menjaga persatuan di antara umat Allah. Sidang bisa semakin kuat kalau semua saudara-saudari dengan rendah hati tunduk pada pengaturan yang dibuat badan penatua. (Ibr. 13:17) Dan yang terpenting, kalau kita mendukung orang-orang yang Yehuwa lantik untuk mengurus kita, itu menunjukkan bahwa kita percaya kepada Yehuwa.—Kis. 20:28. w22.02 4-5 ¶9-10
Senin, 13 November
Teruslah bersungguh-sungguh dalam membaca di depan umum, menasihati, dan mengajar.—1 Tim. 4:13.
Kalau Saudara adalah pria terbaptis, Saudara bisa berusaha menjadi pembicara dan guru yang lebih baik. Kenapa? Karena kalau Saudara mengerahkan diri dalam membaca, berbicara, dan mengajar, pendengar Saudara akan mendapat lebih banyak manfaat. (1 Tim. 4:15) Berusahalah untuk menerapkan setiap pelajaran di brosur Teruslah Bersungguh-sungguh dalam Membaca dan Mengajar. Pelajari itu satu demi satu, sering-seringlah berlatih, dan cobalah praktekkan itu sewaktu Saudara mendapat tugas khotbah. Mintalah saran dari penasihat ekstra atau para penatua lain yang ”bekerja keras menyampaikan dan mengajarkan firman Allah”. (1 Tim. 5:17) Tapi, jangan sampai Saudara jadi terlalu fokus pada tekniknya. Sebaliknya, pikirkan bagaimana Saudara bisa memperkuat iman pendengar Saudara atau menggerakkan mereka untuk bertindak. Dengan begitu, Saudara dan juga pendengar Saudara akan lebih bersukacita. w21.08 24 ¶17
Selasa, 14 November
Dengan rendah hati, anggaplah orang lain lebih tinggi daripada kalian.—Flp. 2:3.
Kalau kita menganggap orang lain lebih tinggi dari kita, kita tidak akan bersaing dengan orang yang mungkin lebih berbakat atau lebih terampil dari kita. Kita justru akan senang kalau mereka berhasil, apalagi kalau mereka menggunakan bakat mereka untuk melayani dan memuji Yehuwa. Hasilnya, kita semua bisa membuat sidang tetap damai dan bersatu. Kita bisa menghindari sifat iri hati dengan bersikap sadar diri, maksudnya menyadari keterbatasan kita. Kalau kita sadar diri, kita tidak akan berusaha untuk membuktikan bahwa kitalah yang paling berbakat atau paling terampil. Kita justru mau belajar dari orang-orang yang memang lebih terampil. Misalnya, kalau ada saudara yang khotbahnya bagus, kita bisa bertanya bagaimana caranya dia mempersiapkan khotbah. Kalau ada saudari yang pintar masak, kita bisa minta tips memasak dari dia. w21.07 16 ¶8-9
Rabu, 15 November
[Yehuwa] selalu adil.—Ul. 32:4.
Di buku Bilangan, kita membaca bahwa ada seorang pria Israel yang mengumpulkan kayu pada hari Sabat, dan dia dihukum mati oleh Yehuwa. Ratusan tahun kemudian, buku 2 Samuel menceritakan bahwa Raja Daud berzina dan melakukan pembunuhan, tapi dia diampuni oleh Yehuwa. (Bil. 15:32, 35; 2 Sam. 12:9, 13) Jadi kita mungkin bertanya-tanya, ’Mengapa Yehuwa mengampuni Daud yang kesalahannya sebesar itu tapi menghukum mati seorang pria yang kesalahannya sepertinya lebih ringan?’ Apakah Saudara juga pernah bertanya-tanya seperti itu? Alkitab tidak selalu memberikan semua perincian tentang suatu kisah. Misalnya, kita tahu bahwa Daud benar-benar bertobat. (Mz. 51:2-4) Tapi, bagaimana dengan pria yang melanggar hukum Sabat itu? Apakah dia menyesali perbuatannya? Apakah dia sudah pernah melanggar hukum Yehuwa sebelumnya? Apakah dia sudah berkali-kali diperingatkan tapi dia mengabaikan atau bahkan menolak peringatan itu? Alkitab tidak memberi tahu kita. Tapi, kita bisa tetap yakin bahwa Allah kita ”benar dalam semua jalan-Nya”.—Mz. 145:17. w22.02 2-3 ¶3-4
Kamis, 16 November
Hikmat ada pada orang yang sadar diri.—Ams. 11:2.
Orang yang sadar diri tidak akan menuntut terlalu banyak dari dirinya sendiri. Karena itu, dia bisa tetap bahagia dan bersemangat melakukan apa yang bisa dia lakukan. Orang yang sadar diri bisa disamakan dengan orang yang menyetir mobil di jalan yang menanjak. Dia harus pindah gigi ke yang lebih rendah supaya bisa terus menanjak. Walaupun lebih lambat, dia akan terus maju. Begitu juga, orang yang sadar diri tahu kapan dia harus ”pindah gigi” supaya dia bisa terus melayani Yehuwa dan membantu orang lain. (Flp. 4:5) Mari kita bahas teladan Barzilai. Waktu dia umur 80, Raja Daud mengundang dia untuk menjadi salah satu penasihatnya. Tapi, Barzilai menolak undangan itu karena dia sadar diri. Dia sadar bahwa dia sudah tua dan punya banyak keterbatasan. Jadi, Barzilai mengusulkan agar dia digantikan oleh Khimham, orang yang lebih muda. (2 Sam. 19:35-37) Seperti Barzilai, saudara-saudara lansia di zaman sekarang juga senang memberikan kesempatan kepada yang lebih muda untuk melayani di organisasi Yehuwa. w21.09 10 ¶6-7
Jumat, 17 November
Tidak ada yang mengenal siapa Putra itu selain Bapak, dan tidak ada yang mengenal siapa Bapak itu selain Putra. Orang akan mengenal siapa Bapak itu hanya kalau Putra mau memberi tahu dia tentang Bapak.—Luk. 10:22.
Ada saudara-saudari yang diperlakukan dengan buruk oleh ayah mereka, dan mereka jadi merasa sulit untuk menganggap Yehuwa sebagai Bapak yang pengasih. Apakah Saudara juga merasa seperti itu? Kalau ya, jangan kecil hati. Yehuwa tahu persis apa yang Saudara rasakan dan kenapa Saudara merasa begitu. Dia tetap mau dekat dengan Saudara. Melalui Firman-Nya, Dia mengundang, ”Mendekatlah kepada Allah, dan Dia akan mendekat kepada kalian.” (Yak. 4:8) Yehuwa sayang kepada Saudara dan mau menjadi Bapak yang paling baik untuk Saudara. Yesus bisa membantu kita semakin dekat dengan Yehuwa. Yesus sangat mengenal Bapaknya dan bisa meniru sifat-sifat-Nya dengan sempurna, sampai-sampai dia berkata, ”Siapa pun yang sudah melihat aku sudah melihat Bapak juga.” (Yoh. 14:9) Dia seperti kakak yang mengajarkan bagaimana kita bisa menghormati dan menaati Bapak kita dan apa yang harus kita lakukan untuk membuat Dia senang, bukan kecewa. Nah, dari kehidupan Yesus, kita terutama bisa melihat bahwa Yehuwa itu sangat baik dan pengasih. w21.09 21 ¶4-5
Sabtu, 18 November
Gembalakan kawanan domba Allah yang dipercayakan kepada kalian.—1 Ptr. 5:2.
Umat Yehuwa bersatu dan menyembah satu-satunya Allah yang benar. Yehuwa memercayakan tanggung jawab yang besar kepada para penatua, yaitu untuk menjaga sidang tetap bersih. Kalau ada orang yang melakukan dosa serius, Yehuwa ingin para penatua memutuskan apakah orang itu bisa tetap menjadi bagian dari sidang. Mereka harus mencari tahu apakah orang itu sudah benar-benar bertobat. Dia mungkin mengatakan bahwa dia menyesal. Tapi, apakah dia benar-benar membenci perbuatannya itu? Apakah dia bertekad untuk tidak mengulanginya lagi? Kalau dia melakukan dosa itu karena pengaruh buruk teman-temannya, apakah dia mau berhenti bergaul dengan mereka? Para penatua mempertimbangkan hal-hal ini dan semua fakta lainnya. Mereka juga berdoa dan mencari prinsip-prinsip Alkitab yang terkait. Lalu, mereka akan memutuskan apakah orang itu bisa tetap menjadi bagian dari sidang. Kadang, keputusannya adalah orang itu harus dipecat.—1 Kor. 5:11-13. w22.02 5 ¶11-12
Minggu, 19 November
Kenakan kepribadian baru.—Kol. 3:10.
Kita semua pasti ingin memiliki kepribadian yang menyenangkan Yehuwa, tidak soal apakah kita masih baru atau sudah lama dibaptis. Untuk itu, kita perlu mengendalikan pikiran kita. Mengapa? Karena kepribadian kita terutama dipengaruhi oleh pikiran kita. Kalau kita sering memikirkan hal-hal yang bisa memuaskan keinginan kita yang berdosa, kita akan mengatakan dan melakukan apa yang buruk. (Ef. 4:17-19) Tapi, kalau kita mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang baik, kata-kata dan tindakan kita bisa lebih menyenangkan Bapak kita, Yehuwa. (Gal. 5:16) Namun, kadang keinginan yang salah masih bisa muncul dalam pikiran kita. Tapi, kita bisa memilih untuk tidak mengikuti keinginan itu. Sebelum kita dibaptis, kita perlu berhenti mengatakan apa yang buruk dan tidak lagi melakukan hal-hal yang Yehuwa benci. Itu adalah langkah yang pertama dan paling penting untuk melepaskan kepribadian lama. Tapi, untuk bisa benar-benar menyenangkan Yehuwa, kita juga harus mengenakan kepribadian baru. w22.03 8 ¶1-2
Senin, 20 November
Dalam hal ini, kalian melakukan apa yang benar.—2 Kor. 7:11.
Kadang, para penatua harus menentukan apakah seseorang yang melakukan dosa serius sudah benar-benar bertobat. Itu bukan hal yang mudah. Mengapa? Karena para penatua tidak bisa melihat hati. Jadi, mereka harus mencari hal-hal yang menunjukkan bahwa orang itu sudah benar-benar membenci perbuatan salahnya. Mereka perlu mencari bukti-bukti lain yang menunjukkan bahwa orang itu sudah benar-benar mengubah cara berpikir, perasaan, dan tindakannya. Orang itu mungkin butuh waktu lama untuk bisa membuat perubahan yang menunjukkan bahwa dia benar-benar bertobat. Sewaktu seseorang dipecat, bagaimana dia bisa menunjukkan bahwa dia benar-benar bertobat? Dia perlu berhimpun secara rutin dan mengikuti nasihat para penatua untuk rutin berdoa dan mempelajari Alkitab. Dia juga perlu berupaya keras untuk menghindari hal-hal yang bisa membuat dia tergoda untuk berbuat dosa lagi. Kalau dia berusaha sebisa-bisanya untuk memperbaiki hubungannya dengan Yehuwa, dia bisa yakin bahwa Yehuwa akan benar-benar mengampuni dia dan para penatua akan membantu dia untuk kembali ke sidang. w21.10 6 ¶16-18
Selasa, 21 November
Jangan membuat patung pahatan atau berhala yang bentuknya mirip apa pun yang ada di langit, di bumi . . . Jangan sujud di depan semua itu.—Kel. 20:4, 5.
Karena sangat mengasihi Yehuwa, Yesus hanya menyembah Yehuwa saja, baik saat dia berada di surga maupun saat dia berada di bumi. (Luk. 4:8) Dia mengajar murid-muridnya untuk melakukan hal yang sama. Yesus maupun murid-muridnya yang setia tidak pernah menggunakan patung dalam ibadah. Karena Allah adalah pribadi roh yang tidak kelihatan, manusia tidak akan bisa membuat apa pun yang mirip dengan Allah! (Yes. 46:5) Tapi, bagaimana dengan kebiasaan membuat patung para santo dan berdoa kepada patung-patung tersebut? Dalam perintah kedua dari Sepuluh Perintah, Yehuwa mengucapkan kata-kata dalam ayat hari ini. Orang-orang yang ingin menyenangkan Allah tahu bahwa Dia tidak ingin kita menggunakan patung dalam ibadah. Para sejarawan mengatakan bahwa orang Kristen di abad pertama hanya menyembah Allah. Sekarang ini, Saksi-Saksi Yehuwa juga mengikuti pola yang sama. w21.10 19-20 ¶5-6
Rabu, 22 November
Orang yang ada di atap rumah jangan turun untuk mengambil barang dari rumahnya.—Mat. 24:17.
Yesus sudah memperingatkan orang-orang Kristen yang tinggal di Yudea pada abad pertama bahwa sewaktu mereka ”melihat ada tentara berkemah di sekeliling Yerusalem”, mereka harus ”mulai melarikan diri ke pegunungan” supaya bisa selamat. (Luk. 21:20-24) Tapi, ini berarti mereka harus membuat pengorbanan yang besar. Sebuah artikel di Menara Pengawal tahun 1999 menjelaskan, ”Mereka meninggalkan ladang dan rumah, bahkan tidak mengumpulkan harta dari rumah mereka. Berbekal keyakinan akan perlindungan dan dukungan Yehuwa, mereka mengutamakan ibadat-Nya di atas semua perkara lain yang mungkin tampaknya penting.” Artikel yang sama menambahkan bahwa kita juga mungkin akan menghadapi ujian yang serupa, dan cara kita menanggapi ujian itu akan menunjukkan apakah kita lebih mementingkan hal-hal materi daripada keselamatan yang Allah janjikan. Lalu, artikel itu menyimpulkan, ”Sewaktu kita melarikan diri, boleh jadi kita akan menderita kesukaran dan kekurangan. Kita hendaknya telah siap untuk melakukan apa saja.” w22.01 4 ¶7-8
Kamis, 23 November
Kasih setia-Mu begitu berharga, oh Allah!—Mz. 36:7.
Tidak lama setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, Yehuwa memberi tahu Musa tentang nama-Nya dan sifat-sifat-Nya. Dia mengatakan, ”Yehuwa, Yehuwa adalah Allah yang berbelaskasihan dan iba hati, tidak cepat marah dan berlimpah dengan kasih setia dan kebenaran, yang menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang. Dia mengampuni kesalahan, pelanggaran, dan dosa.” (Kel. 34:6, 7) Dengan kata-kata yang indah itu, Yehuwa memberi tahu Musa salah satu hal yang menunjukkan bahwa kasih setia-Nya sangat luar biasa. Apakah itu? Yehuwa tidak sekadar mengatakan bahwa Dia memiliki kasih setia. Tapi, Yehuwa mengatakan bahwa Dia ”berlimpah dengan kasih setia”. Kata-kata yang sama diulangi dalam lima ayat lainnya di Alkitab. (Mz. 86:15; 103:8; 145:8; Yl. 2:13; Yun. 4:2) Di semua ayat itu, kata-kata tersebut hanya memaksudkan Yehuwa, dan tidak pernah memaksudkan manusia. Ya, Yehuwa berulang kali menggambarkan diri-Nya dengan kata-kata tersebut. Itu sangat luar biasa. Itu menunjukkan bahwa Yehuwa menganggap kasih setia sangat penting. w21.11 2-3 ¶3-4
Jumat, 24 November
Jangan lagi khawatir soal kehidupan kalian.—Mat. 6:25.
Pasangan suami istri bisa belajar dari teladan Rasul Petrus dan istrinya. Sekitar enam bulan sampai satu tahun setelah Petrus pertama kali bertemu dengan Yesus, Petrus harus membuat keputusan yang penting. Petrus bekerja sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Jadi, saat Yesus meminta Petrus untuk meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti dia, Petrus harus memikirkan keadaan keluarganya. (Luk. 5:1-11) Petrus akhirnya memutuskan untuk menemani Yesus dalam pelayanannya. Dan pastilah, istri Petrus mendukung keputusannya itu. Alkitab menunjukkan bahwa setelah Yesus dibangkitkan, istri Petrus ikut menemani Petrus dalam pelayanan selama beberapa waktu. (1 Kor. 9:5) Karena istrinya adalah wanita Kristen yang baik, Petrus pasti punya kebebasan berbicara sewaktu memberikan nasihat kepada para suami dan istri Kristen. (1 Ptr. 3:1-7) Ya, Petrus dan istrinya percaya pada janji Yehuwa bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan mereka kalau mereka mendahulukan Kerajaan Allah.—Mat. 6:31-34. w21.11 18 ¶14
Sabtu, 25 November
Tirulah saya.—1 Kor. 11:1.
Rasul Paulus sangat mengasihi rekan-rekan seimannya. Dia bekerja keras untuk membantu mereka. (Kis. 20:31) Karena itulah mereka sangat menyayangi dia. Misalnya, sewaktu akan berpisah dengan Paulus, para penatua dari Efesus ”menangis tersedu-sedu” karena mereka tidak akan bertemu dengannya lagi. (Kis. 20:37) Sekarang, para penatua juga sangat mengasihi saudara-saudari di sidang dan bekerja keras untuk membantu mereka semua. (Flp. 2:16, 17) Tapi kadang, ada hal-hal yang sulit dilakukan para penatua. Apa yang bisa membantu mereka? Para penatua bisa belajar dari teladan Paulus. Dia bukan malaikat. Dia hanyalah manusia biasa yang tidak sempurna. Jadi, kadang dia juga harus berjuang untuk melakukan apa yang benar. (Rm. 7:18-20) Selain itu, Paulus menghadapi berbagai masalah. Tapi, dia tidak menyerah atau kehilangan sukacita. Dengan meniru Paulus, para penatua bisa terus melayani Yehuwa dengan bersukacita, bahkan sewaktu mereka menghadapi kesulitan. w22.03 26 ¶1-2
Minggu, 26 November
Kalian semua harus . . . menjalankan sabat-Ku. Akulah Yehuwa Allah kalian.—Im. 19:3.
Imamat 19:3 menyebutkan tentang menjalankan Sabat. Hukum Musa tidak berlaku atas orang Kristen, jadi kita tidak perlu menjalankan Sabat mingguan. Tapi, kita bisa mendapat banyak pelajaran dari cara bangsa Israel menjalankan Sabat dan manfaat yang mereka dapatkan. Sabat adalah waktu untuk beristirahat dari pekerjaan dan untuk beribadah kepada Allah. Karena itulah pada hari Sabat, Yesus biasanya pergi ke rumah ibadah di kota asalnya dan membacakan Firman Allah. (Kel. 31:12-15; Luk. 4:16-18) Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari perintah Yehuwa untuk ’menjalankan sabat’? Kita perlu menyisihkan waktu setiap hari untuk hal-hal rohani. Apakah Saudara merasa bahwa Saudara perlu memperbaiki diri dalam hal ini? Kalau Saudara menyisihkan waktu untuk hal-hal rohani, Saudara akan bersahabat akrab dengan Yehuwa. Persahabatan dengan Yehuwa sangat penting agar kita bisa menjadi kudus. w21.12 5 ¶13
Senin, 27 November
Saya datang bukan untuk memanggil orang benar, tapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.—Luk. 5:32.
Sewaktu berada di bumi, Yesus mau bergaul dengan segala macam orang. Dia pernah makan bersama orang yang kaya dan berkuasa, tapi dia juga sering bergaul dengan orang-orang yang miskin dan dipandang rendah. Selain itu, dia berbelaskasihan kepada orang-orang yang dianggap sebagai ”orang berdosa”. Tindakan Yesus itu membuat beberapa orang yang sombong menolak dia. Mereka bertanya kepada murid-murid Yesus, ”Kenapa kalian makan dan minum bersama pemungut pajak dan orang berdosa?” Yesus menjawab dengan kata-kata dalam ayat hari ini. (Luk. 5:29-31) Ratusan tahun sebelum Mesias datang, Nabi Yesaya menubuatkan bahwa Mesias akan ditolak oleh dunia ini. Nubuat itu mengatakan, ”Dia dihina, dan orang-orang menjauhi dia . . . Mukanya seolah-olah disembunyikan dari kami. Dia dihina, dan bagi kami dia tidak berarti.” (Yes. 53:3) Sesuai nubuat itu, Mesias akan dijauhi orang. Jadi, orang-orang Yahudi pada abad pertama seharusnya tidak heran kalau banyak orang menolak Yesus. w21.05 8-9 ¶3-4
Selasa, 28 November
Yehuwa akan membuat dia pulih.—Yak. 5:15.
Beberapa orang Kristen masa awal kurang tanggap dalam menjalankan petunjuk dari Firman Allah. (Yak. 1:22) Ada juga yang bersikap pilih kasih dan lebih menghormati orang kaya. (Yak. 2:1-3) Yang lain lagi sulit mengendalikan lidah mereka. (Yak. 3:8-10) Itu semua adalah kelemahan yang serius, tapi Yakobus yakin bahwa mereka bisa berubah. Dia menasihati mereka dengan terus terang tapi baik hati. Dan, dia menganjurkan mereka untuk meminta bantuan para penatua kalau mereka merasa sulit untuk berubah. (Yak. 5:13, 14) Pelajarannya: Kita harus pengertian tapi tetap yakin bahwa pelajar Alkitab kita bisa berubah. Pelajar Alkitab kita mungkin sulit menjalankan prinsip Alkitab. (Yak. 4:1-4) Dia mungkin butuh waktu untuk menghentikan kebiasaan buruknya dan mengembangkan sifat-sifat Kristen. Kita harus berani memberi tahu pelajar Alkitab kita apa yang perlu dia upayakan. Di saat yang sama, kita tidak boleh merasa bahwa dia tidak mungkin berubah. Ingatlah bahwa Yehuwa pasti menarik orang-orang yang rendah hati kepada-Nya dan membantu mereka untuk membuat perubahan.—Yak. 4:10. w22.01 11 ¶11-12
Rabu, 29 November
Orang yang menutup telinga terhadap jeritan orang kecil tidak akan dijawab jika dia sendiri berseru.—Ams. 21:13.
Semua orang Kristen harus berupaya meniru belas kasihan Yehuwa. Mengapa? Salah satu alasannya adalah karena Yehuwa tidak akan mendengarkan doa orang yang tidak berbelaskasihan. Kita semua pasti ingin Yehuwa selalu mendengarkan doa-doa kita. Jadi, kita perlu berupaya untuk tidak menjadi orang yang dingin dan tidak peduli kepada orang lain. Kita harus selalu siap mendengarkan ”jeritan orang kecil”. Itu berarti, saat ada rekan seiman yang mengalami kesulitan, kita perlu membantu mereka. Kita juga perlu mengingat nasihat Alkitab ini: ”Orang yang tidak menunjukkan belas kasihan akan dihakimi tanpa belas kasihan.” (Yak. 2:13) Kalau kita dengan rendah hati menyadari bahwa kita sangat membutuhkan belas kasihan, kita akan lebih tergerak untuk menunjukkan belas kasihan. Kita terutama mau menunjukkan belas kasihan saat seseorang yang bertobat kembali ke sidang. Contoh-contoh dalam Alkitab bisa membantu kita untuk menunjukkan belas kasihan dan tidak bersikap terlalu keras. w21.10 12 ¶16-17
Kamis, 30 November
Duduklah di sini sementara aku pergi ke sana dan berdoa.—Mat. 26:36.
Sampai akhir pelayanannya, Yesus selalu meluangkan waktu untuk berbicara kepada Bapaknya. Pada malam terakhir kehidupannya di bumi, dia mencari tempat yang sepi untuk berdoa dan merenung. Yesus pun pergi ke Taman Getsemani. Di sana, dia memberi murid-muridnya nasihat yang penting tentang doa. Yesus dan para rasulnya mungkin tiba di Taman Getsemani ketika hari sudah lewat tengah malam. Yesus meminta mereka untuk ’tetap berjaga-jaga’, lalu dia pergi untuk berdoa. (Mat. 26:37-39) Tapi sewaktu Yesus sedang berdoa, mereka malah tertidur. Sewaktu melihat mereka tidur, Yesus sekali lagi mengatakan, ”Tetaplah berjaga-jaga dan teruslah berdoa.” (Mat. 26:40, 41) Yesus tahu bahwa mereka sedang kelelahan dan tertekan. Yesus juga paham bahwa meskipun mereka bersemangat, ’tubuh mereka lemah’. Yesus pergi dua kali lagi untuk berdoa, dan setiap kali dia kembali, dia melihat mereka sedang tidur, bukan berdoa.—Mat. 26:42-45. w22.01 28 ¶10-11